Tuesday, May 26, 2015

Kopi Darat

Salam rahayu, para pembaca yang terkasih..

Pertama-tama ingin bersyukur dulu karena hari Sabtu lalu Murid Edhaka ini ikutan KKAS, mendengar sharing Kak Wisnu dan Kak Anne, serta belajar banyak dari kakak-kakak seperguruan lainnya. Terimakasih :) Kenapa kopi darat? Soalnya ceritanya kan soulnya sudah berjumpa dulu, baru dipertemukan secara lahir/casing melalui KKAS. Waduh, bersyukur sekali warisan Mr Eddy masih hidup sampai sekarang, dan para muridnya masih tetap saling mendukung dan memberi energi positif. Terimakasih lagi :)

Untuk afirmasi seberapa pentingnya saling share (yang banyak terjadi di KKAS kemarin), kata-kata Mr Eddy adalah: "Sharing dalam keadaan interaktif sosial itu sangat unique sekali. Sebab dengan sering-sering sharing-sharing begini, kesadaran kita makin bertambah. Dan hanyalah kesadaran kita itu yang mampu membuat kita benar-benar bahagia."

Waktu itu Beliau sedang membahas materi di KKAS juga, makanya tidak heran ya Beliau selalu minta setiap anggota untuk share setiap selesai meditasi. Saya juga pernah diajarkan, kalau katanya kita share, dan memberi nasihat kepada orang lain, sesungguhnya nasihat/saran yang kita keluarkan adalah cerminan dari nasihat/pesan-pesan yang kita sedang perlukan. Waah.. Gak akan saya pelit sharing lagi deh.. hahaha. Tapi, mohon diingat indah pada waktunya juga ya, hehe.

Selain itu, sharing-sharing kakak-kakak dari KKAS mengingatkan saya terhadap nasihat Mr Eddy tentang sikap manusia moderen:
1. Manusia moderen itu selalu "Fine as always." Kata Beliau: "Jadi seseorang harus berani, coba challenge aja konsekuensinya. Any problem is a prospect. If we see a problem as a burden, we are the loser! Say to yourself: “No problem at all, I am aware! I am the risk taker, I am a challenger!” Percuma kan, kalau kita diciptakan Tuhan sebagai wakil Beliau yang paling hebat, tetapi ga mau tahu dan ga mau sadar, malah takut-takut. If you realize how powerful your mind is, lo ga bakal ngomong (atau bahkan berpikir) sembarangan lagi. Tenang aja, though. Alam semesta selalu empower, initiate, and privilege. The point is: Be yourself and everything will be fine. Don’t jump to conclusions. No judgement. Ga usah muluk2. Suruh pikiran: eh lu pikiran, diem aja! Tidak perlu berpikir teralu banyak."

Seperti yang di-share oleh Mas Wisnu yang selalu kembali ke prinsip pribadinya disaat menemukan rintangan, atau seperti Kak Anne dan kakak-kakak yang lainnya yang selalu go with the flow dan PeDe saat ada hambatan, dan meyakini kalau HS akan membukakan jalan. Karena, seperti yang sudah di share juga, kalau kita takut, atau kejepit dan memaksa, malah jadi tidak tepat, dan hasilnya tidak akan berbuah. Kalau saya pribadi dulu sering merasa kurang faith, saran Mr Eddy cuma mindsetnya saja dirubah, "tinggal percaya saja, gampang kan?". Maka murid Edhaka ini sekarang berusaha tersenyum, bersyukur, dan mewujudkan saja... hehehe

2. Manusia moderen itu ingat untuk membuat nyaman, dan menikmati hidup. Ini kata-kata Mr Eddy: "Ketika Anda sadar, Anda akan mampu menikmati yang tidak enak sekalipun, dan merubah yang tidak enak menjadi enak, dan yang enak menjadi enak sekali. Suatu hari, ketika itu terjadi, Anda baru bisa merasakan hidup yang sesungguhnya. Anda hanya perlu split second untuk merubahnya.Yang penting, yang pokok, adalah pendewasaan dimensi dan pematangan jiwa kita. When there is maturity, there is no problem at all. There is so many problem but I don’t see it at all. Kita sendirilah yang berkewajiban untuk menyempurnakan kesadaran kita, inilah yang kita panggil kewajiban asasi manusia. Mind kita itu manual, namun soul kita itu automatic. Pet pet pet dan besss, terjadilah kehendak soul (HS) mu itu. Kesadaran mampu menyempurnakan kehidupan, dan kesadaran adalah segala-galanya."

Kak Anne banyak sekali berdisuksi mengenai kenyamanan (dengan contohnya yang merubah rambut panjang menjadi rambut pendek ya.. hehehe) Alangkah indahnya hidup jika kita berani membuat segala sesuatu menjadi nyaman. Hal yang tidak enak kita rubah menjadi yang enak, dan yang enak kita jadikan enak sekali. Kalau boleh saya terjemahkan sedikit, kata kuncinya adalah sadar, atau kesadaran. Sebab, dengan sadar, kita ingat, di dalam keadaan apapun, walau bagaimanapun, dengan siapapun, dan kapanpun, kita selalu punya pilihan dan kita adalah bebas sebebas-bebasnya. Kita punya kekuatan, kemampuan, dan kapabilitas untuk merubah hidup kita dan membuatnya lebih nyaman. Mulai saja dari hal-hal kecil, kalau Kak Anne rambutnya, saya mungkin merubah pakaian yang saya pakai, biar agak longgar-longgar sedikit yang penting nyaman ya.. hehehe. Saya percaya, ketika kita membuat dunia kita lebih nyaman, kita lebih bahagia, dan dunia orang yang di sekitarpun akan terasa lebih nyaman. Kalau setiap orang berpikiran dan melakukan hal yang sama, jadi surga deh. hehehehe. Asal nyamannya tidak membuat orang lain merasa nggak nyaman ya.. hahaha..

Oh juga, dengan kesadaran, kita jadi sadar kalau masalah itu sebenarnya hanyalah ilusi yang kita ciptakan (atau diciptakan oleh masyarakat, supaya ada yang namanya sinetron). Tapi biasanya saya suka lupa aja. Ketika melupakannya, masalah itu nampak banyak sebanyak-banyaknya, besar sebesar-besarnya, tidak habis-habis. Tetapi, dengan mengingatnya, segunung masalah pun sirna, dan meminjam kata-kata Mr Eddy lagi, dari gudang masalah, kita mampu untuk berubah menjadi pemberi solusi masalah.

Berteka-teki yuk, saya menulis "melupakannya" dan "mengingatnya", "nya" dalam kalimat tersebut merujuk kepada hal apa ya? Hehehe...

Sekian, terimakasih! Semoga KKAS boleh berlangsung terus ya.. Terimakasih kepada panitia yang sudah bekerja keras dan para peserta-peserta yang sudah datang dan sharing.. :)

Salam Rahayu,