Wednesday, December 16, 2015

4 Tahap Pencerahan + Manusia

Para pembaca yang terhormat, semoga Desember ini adalah bulan yang baik bagi kalian semua ya.

Saya lagi asik mengikuti ceramah/pelajaran dari Dr. Joe Vitale, dan saya belajar banyak. Boleh dibilang kursus/ajaran Dr. Vitale ini berpusat pada Ho'ponopono, ajaran tradisional Hawaii untuk membersihkan diri sendiri dengan empat kalimat yang dibacakan kepada 'divinity' atau HS kita: "Saya menyesal, maafkan saya, terima kasih, saya mencintaimu." Kenapa diri sendiri perlu dibersihkan? Memangnya kita kotor?

Bukan, yang dibersihkan adalah semua program atau pikiran bawah sadar yang tanpa sepengetahuan kita, kita izinkan untuk menjalani dan mempengaruhi hidup kita. Dalam bahasa kita, program-program inilah yang menghalangi diri kita dengan sumber kita (yaitu HS kita). Kemudian, Dr. Vitale juga berbicara mengenai empat tahap pencerahan: Victimhood, Intention, Surrender, dan Enlightenment. 90% orang-orang di sekitar kita masih berada dalam tahap "korban" atau victimhood, yaitu orang-orang yang masih fokus kepada drama-drama di dalam hidup mereka.

Ketika kita belajar untuk mengendalikan hidup kita, entah itu melalui law of attraction, hukum penciptaan dan manifestasi, dsb, kita lulus dari tahap korban dan naik ke level intention, atau niat. Ego kita meniatkan hal-hal yang kita akan lakukan, dan kita sadar bahwa sesungguhnya kita bisa menjadi apapun yang kita mau. Kemudian, kita sadar bahwa kita tidak bisa mengendalikan semuanya. Ego kita, yang melingkupi pikiran kita, sangatlah terbatas. Yang kita pikir terbaik untuk kita mungkin sesungguhnya bukan. Oleh karena itu, kita menyerah (surrender) dan mengizinkan HS/soul/semesta untuk menyelenggarakan yang terbaik untuk kita, sementara kita terus bersyukur, mencintai, dan memberi yang terbaik.

Akhirnya, sampai juga tahap pencerahan, dimana kita sadar bahwa sesungguhnya kita semua adalah satu, dan ada kebersatuan. Saya bukanlah badan, pikiran, atau perasaan saya. Saya adalah lebih dari semua itu, saya adalah bagian dari soul, yang merupakan bagian dari Tuhan yang menyelenggarakan hidup saya dan hidup semuanya di dalam lingkup semesta. Atau dengan bahasa Mr. Eddy, pencerahan adalah sadar, dan tahu, bahwa saya, adalah Aku, dan adalah Tuhan. Tidak ada yang namanya pemisahan, karena ketika lupa dan berpisah, yang terjadi adalah penderitaan.

Dulu ketika mengobrol sama Mr. Eddy, Beliau sering berkata mengenai perbedaan diantara orang dan manusia. Akhirnya saya paham, bahwa seorang manusia adalah seorang orang yang sudah mencapai pencerahan. Ketika seorang manusia sadar, dan paham, bahwa "hidup adalah panggung sandiwara", maka iapun akan semangat dan sadar dalam menjalani kehidupannya. Tidak terlalu serius, karena dari sinetron bisa berubah jadi karma. Kata Pak Eddy: "Absolute optimistic, absolute positive thinking." dan "Yang tidak enak dirubah menjadi enak, yang enak dirubah menjadi enak sekali." Kemudian, kata Beliau, manusia adalah process oriented, tetapi orang adalah results oriented. Ketika kita sadar bahwa resource itu lebih penting dari results, maka kita tidak akan mengeluh, tetapi kita akan memberi dan menjalani dengan senang hati. Mencintai dengan semangat yang tidak bisa dipatahkan.

Saya juga ingat bertanya kepada Mr. Eddy, bagaimana caranya saya bisa menjadi manusia. Kata Mr. Eddy, saya tidak usah ngapa-ngapain, cukup persiapkan diri saya saja, afirmasi bahwa saya, Aku, dan Tuhan adalah satu (online). Prosesnya otomatis. Anehnya (mungkin tidak begitu aneh, hehehe) Dr. Joe Vitale juga berbicara mengenai hal yang sama: Pencerahan tidak bisa dicapai dengan usaha, pencerahan adalah anugerah Tuhan. Hal yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah untuk mempersiapkan diri kita mencapai pencerahan, dan mengizinkan restuNya untuk mencapai diri kita.

Akhirnya, saya paham bagaimana caranya hidup dengan berkualitas..

Salam rahayu,