Sunday, March 29, 2015

Kekuatan Pikiran

Para pembaca yang terhormat,

Hari ini pendek aja kali ya, hehehe. Soalnya cuma cerita pengalaman peribadi saja (sekalian nyolong-nyolong curhat, gitu.. hehehe). Kata mutiara hari ini dua kata saja yah: Kekuatan pikiran.

Kata Pak Eddy, begitu kita sadar akan seberapa kuatnya pikiran kita ini, kita ngga akan ngomong sembarangan, bahkan ga akan berani mikir sembarangan lagi. Seperti biasa, pada saat Beliau bersabda, murid Edhaka yang ini merasa mengerti. Ternyata tidak juga, karena begitu dijalani kehidupan ini barulah murid Edhaka ini perlahan meresapi hikmah daripada kekuatan pikiran.

Kita semua diciptakan dengan kemampuan untuk merubah realitas dan untuk menciptakan. Terkadang pikiran itu memang bukan milik kita, tetapi intuisiku adalah kita harus belajar memilikinya, dan bertanggung jawab atas pikiran tersebut. Karena kalau tidak, bisa gawat jadinya. Ambil contoh, waktu saya berantem sama pacar saya, pikiran negatif yang saya akumulasikan terhadap dia sungguh kelewat parah, sampai sampai akhirnya kita harus mengakhiri hubungan kita ini.

Tetapi, di dalam kegelapan tersebut, arah sebaliknya juga sama kuatnya. Perlahan-lahan saya berdoa, meminta kesempatan untuk meminta maaf dan memperbaiki persahabatan kita. Di hari terakhir kita berjumpa, sebelum dia balik ke Amerika, dia bilang dia ingin makan sushi. Saya pelan-pelan berdoa ke HS (Higher Self) saya: "Tolong bantuin dong, HS, carikan tempat makan sushi yang enak, yang nyaman supaya kita bisa ngobrol dengan santai dan baik-baik." Saat itu tengah turun hujan, dan kita sedang mengeksplorasi kota baru. Saya sudah hendak menyerah saja, sebab tidak lama lagi, dia harus naik kereta untuk kembali ke bandara.

Saat saya menyerah dan memutuskan untuk berjalan kembali ke hotel, tiba-tiba muncul sebuah restoran sushi. Saya berbelok dan mengajaknya untuk makan disana. Saya bersyukur, sebab semuanya berjalan dengan lancar; kita duduk dan menikmati makanan serta percakapan kita disana. Dia pun mampu mengutarakan semua kekesalan dan kekecewaannya terhadap saya, sehingga akhirnya saya mampu meminta maaf dengan tulus, dan berpisah dengan baik-baik.

Sejak saat itu saya tidak berani lagi meremehkan kekuatan pikiran ini. Saya berusaha untuk rajin-rajin menangkap pikiran yang kurang baik, dan memohon ampun kepada HS saya. Mohon ampun, tolong pikiran yang tadi jangan dijadiin, kasian kalau jadi beneran.. hahaha. Memang seram, tetapi indah, kekuatan pikiran kita (:

Salam rahayu,


3 comments:

  1. Wahh, a very good sharing. Thank you! :D

    ReplyDelete
  2. Mau share juga dong admin,

    Pernah juga nihh... di suatu fase, lagi kepepet banget sama isi kantong dan harus muter2 perkotaan untuk ketemu calon klien, padahal untuk ongkos jalan aja mumet :'(

    In the end, sampai malem akhirnya banyak plan yang gak kesampaian dan stress... padahal udah yakiin banget hari itu...

    Ehh ternyata, maksud Bapak pengajar diatas, kekuatan pikiran juga harus dengan hati ikhlas dan siap dengan hasil yaa, gak bisa ngoyo semaunya karena gak planning dan siap mental.. Ha Ha Ha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih ya Kak Ayu sharingnya.. hehehe. Benar ya, mesti ikhlas terima apa adanya.. Tetapi berarti ikhlas terima apa adanya dulu, nanti yang dikehendakinya baru bisa muncul.. hehe :) amin..

      Delete