Saturday, September 27, 2014

Klub Kajian Alam Semesta

Tulisan kali ini saya dedikasikan kepada Klub Kajian Alam Semesta, aka KKAS, yang merupakan perkumpulan spiritual yang dibangun oleh Mr Eddy, Bu Pamugari, dan Mbak Intan Nugroho.

KKAS merupakan suatu wadah nyaman bagi para spiritualis Indonesia untuk berkumpul dan sharing satu sama lain mengenai hidup berkualitas, dan biasanya materinya dibawakan oleh Mr Eddy dan Mbak Intan menjabat sebagai moderator diskusi-diskusi yang terjadi disana.

Saya pribadi hanya sempat berpartisipasi dalam satu pertemuan KKAS sekitar bulan Maret tahun 2013, tetapi saya sungguh menikmati pengalaman saya disana. Saya masih ingat, ketika pertama kali bertemu Mbak Intan, dan beliau langsung tanya ke saya: "Apakah yang membuat orang lain merasa dirimu gila?"

Kata beliau, KKAS merupakan tempat bagi orang "separuh gila" seperti kita untuk berkumpul dan saling mendukung. Pertemuan waktu itu terjadi di Ayana Kitchen, dan kita mengobrol-mengobrol santai sambil menikmati makan siang, kemudian Mr Eddy share mengenai pergerakan bintang dan bulan sebelum kita memasuki sesi meditasi. Setelah meditasi ada sesi sharing mengenai meditasi tersebut, kemudian ada sesi tanya jawab.

Tentu saja saya belajar banyak dari sesi KKAS waktu itu. Pelajaran-pelajaran tersebut memang spesifik dengan pergerakan tata surya di bulan-bulan tertentu tahun 2013, tetapi tetap saja relevan untuk kehidupan sehari-hari. Pelajaran-pelajaran tersebut akan saya share di blog ini kedepannya.

Berdasarkan pengetahuan saya, KKAS bertemu sebulan atau dua bulan sekali di berbagai kafe atau restoran di Jakarta. Para peserta hanya perlu mendaftar dengan mengirim e-mail, membayar biaya makan siang mereka masing-masing, dan mereka bebas untuk bergabung ke dalam sesi-sesi spiritual ini. Saya dengar penanggungjawab pendaftaran KKAS adalah Bu Lidya, dan bagi yang berada di Indonesia dan ingin menghubungi Bu Lidya bisa meminta nomor hpnya dengan cara mengirim e-mail ke saya. Saya dengar, sejak keberpulangan Mr Eddy sudah ada pembimbing baru yang mempimpin KKAS, jadi mestinya mutu KKAS tetap terjamin.

Ulasan lengkap mengenai KKAS dapat dibaca disini (Bahasa Inggris): KKAS dan dulu mereka sempat memiliki milis spiritual pribadi (dimana Mr Ulung Parikesit merangkum pertemuan-pertemuan mereka dan menjelaskan berbagai konsep spiritual Mr Eddy seperti Omni Potensi Statis dan Omni Potensi Dinamis); bisa diakses disini.

Salam Rahayu,

Sunday, September 21, 2014

Prioritas

Saya pribadi memang suka baca-baca hal-hal positif dan optimis, jadinya waktu itu saya masuk ke website en*theos (www.entheos.com) dan baca-baca mengenai hidup secara optimal.

Salah satu hal yang sangat menyentak saya adalah bagaimana caranya untuk mempraktikan kasih: Kita diminta untuk meluangkan waktu absolut untuk diri sendiri selama 15 menit setiap pagi setelah kita bangun tidur. Bagaimanakah waktu itu harus diluangkan? Apa saja, baik dari meditasi, afirmasi, maupun minum teh atau kopi dan menikmati matahari pagi. Yang penting jangan kerja dulu, jangan cek e-mail, jangan lakukan apa-apa untuk orang lain dulu.

Kenapa?

Karena ketika Anda meluangkan waktu untuk diri Anda sendiri, hal pertama di pagi hari, Anda sebenarnya sedang mengirimkan sinyal kepada HS Anda dan kepada sang semesta bahwa diri Anda berharga dan patut dihargai. Maka kehidupan pun akan menghargai Anda :)

Sehabis baca ini, saya jadi mengerti, kenapa dulu Mr Eddy pernah bilang ke saya:

"Sebelum kamu ngapa2in, kamu harus hidup dulu, sehat dulu. Bukan ujian, bukan uang, bukan sekolah. Kembali ke prinsip pribadi, (afirmasi ke dalam, I’m fine, as always.. Ngomong kayak gitu aja stamina langsung naik.. hehehe) Jadi inget, harus sehat dan bahagia dulu, sebelum ngapa2in. Abisnya kamu tau ga, kalo kamu ga hidup dulu, sama aja kamu bunuh diri pelan2. Ngapain kamu melakukan apa2 terus bunuh diri pelan2? Apa gunanya kamu hidup?"


Sekarang saya mengerti lebih mendalam kata-kata beliau tersebut. Kita harus mulai dari mengasihi diri kita sendiri, maka barulah kita hidup. Kalau kita tidak hidup terlebih dahulu, kita tidak sehat terlebih dahulu, maka sebenarnya kita sedang mengakhiri hidup kita secara tidak langsung. Maka musuh terbesar diri kita adalah diri kita sendiri secara harafiah.


Ayo, kita bahagia dulu yuk, sebelum kita berkarya :)

-Salam Rahayu,

Saturday, September 20, 2014

Apakah hal yang terpenting..?

Saya ingat betul bagaimana setiap kali saya bertemu beliau, waktu bergulir begitu cepatnya. Pertama kali bertemu beliau, saya langsung berasa tidak puas, dan ada sedikit ketakutan kalau semua hal yang baru saya pelajari akan saya lupakan begitu saja (padahal waktu itu saya sudah catat semuanya, sebisa mungkin dan secepat tangan saya mengizinkan, makanya blog ini bisa terwujud. hehehe). Jadinya saya bertanya: "Pak, kalau saya melupakan semuanya hari ini, apakah hal yang pasti saya harus tetap ingat?"

Inilah jawaban beliau: "Ingat kalau I am a man. I am someone special. Tuhan tidak menciptakan saya sembarangan. I am great. I love myself, I love myself more! Ingat hal ini!" 

Dalam konteks ini, 'I' merujuk pada saya, sang penulis.

Ya, setelah saya renungkan baik-baik, saya sering menganggap remeh diri saya sendiri. Mungkin karena dibesarkan dengan terlalu banyak komik kung fu yang bilang kalau orang sombong dan takabur jadinya akan hancur dan musnah, atau mungkin karena waktu kecil dulu berat badan saya tergolong berlebihan, makanya malah jadi rendah diri. Dikala saya mendapatkan suatu hasil atau sukses, saya sering merendahkan diri dengan menjawab "hoki, hoki.." Dari yang saya bicarakan tentang diri sendiri pun, saya sering merendahkan diri sendiri dengan bilang: "wah aku goblok" atau dengan meminta maaf terlalu sering (yang sebenarnya tidak perlu).

Tabiat yang suka menyalahkan diri sendiri ini sebenarnya tidak baik untuk harga diri dan ego saya, sehingga, walaupun saya sudah sekolah di Amerika Serikat dan mampu berkomunikasi dan pura-pura percaya diri, terkadang saya masih menangkap diri saya yang suka merendahkan diri saya sendiri. Sekarang saya baru mengerti maksud Pak Eddy. Merendahkan diri sendiri berarti melecehkan kekuasaan Tuhan, dan menyepelekan/menyangkal usaha keras HS kita yang menyelenggarakan diri dan hidup kita.

Kata-kata dan perilaku kita mendefinisikan dan menciptakan dunia kita. Setiap kali kita merendahkan diri, entah apakah kita memang berpendapat begitu, atau hanya sekedar untuk "berbicara" saja merupakan suatu wujud afirmasi negatif. Dengan merendahkan diri ktia sendiri, kita tidak mencintai diri sendiri. Kalau kita tidak mencintai diri sendiri, bagaimana kita mampu mencintai orang lain? Bahkan bukan melalui ucapan saja kita merendahkan diri sendiri. Apabila kita tidak percaya diri, atau suka mengeluh, kita sebenarnya juga sedang merendahkan diri kita sendiri. Dengan tidak percaya diri dan mengeluh (baik soal diri kita maupun hal lainnya), kita melemahkan kekuatan diri kita dalam penciptaan, dan ujung-ujungnya hanya akan mengundang malapetaka untuk diri kita.

Saya harus mengakui kalau saya pun sampai sekarang masih terkadang merendahkan diri saya. Sekarang saya berusaha segenap tenaga untuk menangkap diri saya ketika saya mengucapkan kata-kata tersebut, mengeluh, bergosip, ataupun tidak percaya diri.

Makanya, tak heran Pak Eddy bilang: "love yourself". Kalau saya boleh menambahkan, tenangkan diri, percayakan diri, dan "love yourself, love yourself even more". Sebab cinta diri sendiri tidak ada yang namanya berlebihan. Cinta tidak sama dengan sayang tidak sama dengan kasih, tetapi cinta mengetahui apa yang terbaik untuk target cinta tersebut. Maka dengan cinta, semuanya akan baik-baik saja. :)

Salam Rahayu,





Friday, September 19, 2014

Soul

Begini kata Mr Eddy:

"There is no need to worry about anything. Your soul guarantees everything. Everyday."

Berarti, tidak ada apa-apa yang harus kita khawatirkan, sebab soul kita menjamin segalanya setiap saat. Jadi, kenapa kita khawatir? Toh kita tahu, kita sadar, bahwa kuatir itu tidak akan merubah apa-apa. Karena: "Apapun yang akan terjadi besok sudah terjadi kemarin, apapun yang akan terjadi sejuta tahun ke depan sudah terjadi sejuta tahun yang lalu." 


Ya. Segala sesuatu yang akan terjadi sudah terjadi, dan bukannya setelah kita berusaha sebisa mungkin, dan memberikan yang terbaik, semuanya tinggal kita serahkan kepada soul kita? Tidak khawatir bukan berarti pasrah atau pasif. Tidak. Karena kalau kita pasrah atau pasif, kita akan, secara sadar ataupun tidak, merasa gelisah. Sebab, kita telah menyia-nyiakan potensi kita, apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. :)


Saya percaya, setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing. Selamat beristirahat sejenak!

-Salam Rahayu,

Thursday, September 18, 2014

Esmosi

Mungkin memang secara alamiah saya orangnya sensitif/gampang tersinggung kali ya. Dan saat saya bertemu Mr Eddy, saya juga mengutarakan soal ini. Saya minta saran, bagaimana caranya supaya saya ga gampang tersinggung, ga gampang emosian. Soalnya emosi kan cape, emosi kan boros energi.

Begini kata beliau: "Kalau kamu emosian, buat nyari ide naikin ke kepala. Empati. Pertimbangkan dua arah. Gue lebih beruntung, gue lebih objektif. Ga boleh nyalahin dia. Kalo belom tau. Yang waras ngalah aja, yang gila biarin aja. Semua rasa kesel kamu kamu naikin jadi pemikiran."


Jadi disaat ada rasa kesal, marah, atau tersinggung, saya ingat kembali kata-kata pak Eddy: "Yang waras ngalah aja.."


Memang benar ya, salah satu resep hidup bahagia adalah don't take things personally atau jangan mau menjadi target makian/hinaan orang. Kalau saya sih, bakal mikir dulu:

"Dia ngomong gue goblok bener ngga ya? Dia emang tau dari mana gue goblok? Kok gue tersinggung ya? Jangan-jangan gue goblok beneran lagi.. hahaha. Apa jangan-jangan dianya yang goblok?" Sudah begitu, biasanya langsung saya lepas saja.. 99.9% masalahnya di dia kok, bukan di aku. Lah kalau aku yang salah, ya aku minta maaf, terus lanjut saja. Kalau tidak, ya dilepas saja... Jadi sekarang sudah lebih sabar, toleran, dan bahagia (karena tidak mudah tersinggung. hehe)

Oh, Pak Eddy juga pernah berkata: "Enjoy everything you come across. Kalo ngga enjoy ya di release aja coy!"

Sepertinya itu juga berlaku untuk tema ini :)

-Salam Rahayu,


Wednesday, September 17, 2014

Afirmasi

Saya juga baru sadar, kalau salah satu hal yang terus melanjutkan kehidupan saya, dan juga berperan banyak dalam kehidupan orang-orang sukses adalah afirmasi.

Apa itu afirmasi? Sebuah rangkaian kata-kata yang diucapkan kepada diri sendiri, entah dalam hati atau secara verbal.

Kenapa afirmasi? Dalam kehidupan setiap orang ada trinitas: pikiran, perkataan, dan perbuatan, dan ketiganya saling mempengaruhi. Untuk hidup dengan bahagia, mindset harus diubah, kata-kata harus bertanggung jawab dan positif, dan perbuatan pun harus mulia. Dengan afirmasi, dan belajar untuk percaya pada kata-kata kita sendiri, mindset pun berubah dengan mudah, dan perbuatan pun menjadi mulia dengan sendirinya.

Pak Eddy mengajarkan saya sebuah afirmasi:

Kesadaran dan afirmasi: aku bukan manusia sembarangan!
  1. Ketika aku (soul) berkenan, maka saya bisa. Kalo ga bisa sekarang, besok pasti bisa, kalo besok ga bisa, lusa pasti bisa. Pokoknya suatu hari ujungnya pasti bisa!
  2. Ketika aku berkenan, aku akan dapat. Pelan2 finalnya dapat.
  3. Ketika aku berkenan, maka aku bahagia!
Ingatlah kalau kita memang bukan manusia sembarangan. Walaupun banyak jutaan manusia lain yang mirip kita, tetapi percayalah (dan memang benar) bahwa ada suatu peran, baik besar ataupun kecil (tetapi tetap penting), yang hanya kita saja bisa wujudkan.

1. Karena itu adalah kehendak soul-mu, maka apapun itu, dari meminum habis samudera sampai memindahkan gunung, pasti akan tercapai. Soul-mu itu lebih besar daripada semesta ini, bagi Beliau, tidak ada hal yang tidak mungkin.

2. Sama seperti poin #1. Jika kita sudah sadar apakah yang membuat soul kita berkenan, dan kita tetap percaya, dan melakukan semua yang terbaik, setiap hari, sebisa mungkin, maka finalnya pasti akan dapat.

3. Jika kita berjalan dalam arah yang ini, adalah arah yang sesuai dan dikehendaki oleh soul kita. Berarti saya, Aku, dan Tuhan telah bersinkronisasi, sebab soul (Aku) adalah utusan atau otoriter dari Tuhan. Ketika tiga telah menjadi satu, dan semuanya saling mendukung, maka kebahagiaan tidak dapat dinafikan.

Tuesday, September 16, 2014

Berdoa

Saya percaya, salah satu hal yang penting untuk dilakukan adalah berdoa, karena pada saat kita berdoa, kita berbicara dengan sang Aku, roh kita dan Higher Self kita. Oleh karena itu, saya memohon kepada Pak Eddy untuk mengajari saya cara berdoa, atau lebih tepatnya, apa yang harus saya katakan ketika saya berdoa.

Sebelum saya menjabarkan apa kata-kata beliau, saya harus bilang kalau dalam berdoa, tidak ada yang namanya keharusan. Lebih ke perasaan dan sreg atau tidak sreg; Jadinya lihat saja, doanya rasanya pas atau tidak :)

1. Tuhan, saya mohon maaf karena dalam hidupku banyak yang belum jelas. Mohon dibimbing.
2. Tuhan, saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga untuk apa yang telah, sedang, dan akan Engkau anugerahkan kepada saya.
3. Tuhan, apapun yang engkau kehendaki, terjadilah menjadi kehendakku. Dan menjadi kehendak saya.

-- Penjelasan

Poin 1: walaupun kamu sudah tahu jauuuuh lebih banyak daripada orang-orang di sekitar kamu, bahkan yang sudah tua reyot sekalipun, tapi tetap kamu pingin tahu lebih, karena Tuhan tahu tanpa batas.

Saya juga, di kedepannya, belajar dari Pak Eddy bahwa masalah terbesar seluruh manusia di dunia ini adalah terlalu banyak hal yang belum jelas. Kalau semuanya sudah jelas dan eksplisit, maka semua masalah masalah di dunia ini akan sirna. Coba pikirlah, semua masalah yang Anda jumpai hari ini, besok, atau kemarin, bisa ditelusuri kembali, entah mencapai penyebab yang belum jelas, atau solusi yang belum jelas. Makanya saya setiap hari selalu minta dibimbing.

Poin 2: mau bagus jelek, enak atau ngga, ngga ada yang ketinggalan, itu semua anugerah Tuhan. Lagian kamu tau bagus jelek dari mana? Kamu kan liat Cuma dari satu sisi. Liat dari berbagai sisi, multi facet and you will appreciate.

Kedepannya saya juga belajar lagi bahwa yang membedakan manusia (yang sudah berkembang) dan orang (yang masih biasa-biasa saja) adalah bahwa manusia adalah begini apa adanya, berarti manusia itu mampu menerima jadi segala sesuatu, menikmatinya, dan mensyukurinya. Makanya para manusia selalu bahagia, percaya diri, dan bebas dari rasa takut atau kuatir. Jika boleh meminjam sebuah istilah untuk mendeskripsikannya, maka saya akan meminjam dua kata: Rahayu dan Legowo. Kira-kira, artinya adalah sejahtera dan mampu menerima dan hidup dengan segala macam perubahan.


Poin 3: Tuhan adalah Aku adalah saya.

Aku disini merujuk pada Higher-Self, atau roh, yaitu utusan dari Tuhan yang hidup di dalam diri setiap orang. Aku adalah konglomerasi atau kumpulan dari setiap memori dan kehidupan orang it, dari awal waktu hingga akhir zaman. Sang Aku adalah yang menyelenggarakan kehidupan kita setiap hari, menjaga kita, dan memberi kita bimbingan. Seorang manusia hanya dapat mencapai kebahagiaan apabila dia telah menjadi satu dengan Aku dan dengan Tuhan, ketika kehendaknya sejalan dan tersinkronisasi. Maka dia akan merasa percaya diri, karena ada kekuatan Esa yang mendukung dibelakangnya. Sebaliknya, jika dia tercerai-berai dengan Sang Aku dan Tuhan, maka dia akan kehilangan kekuatan illahinya, dan hidup pun akan terasa berat dan penuh dengan penderitaan. Cara bersinkronisasi dan sebagainya akan dibahas di postingan selanjutnya.

- Salam Rahayu.

Monday, September 15, 2014

Tentang Edhaka

Saya masih ingat jelas pertemuan pertama saya dengan Mr BJ Eddy Soetyono, alias Edhaka atau Master. Konon katanya, beliau akan muncul di dalam kehidupan orang-orang tertentu, terutama saat mereka sedang menghadapi kesulitan dalam hidup.

Saya hanyalah seorang siswa SMA di Singapura saat itu, sedang menghadapi stress dan ketidakpastian untuk kedepannya. Ibu sayalah yang memperkenalkan beliau ke saya. Sore itu saya ditemani ibu saya ke suatu kafe di Pondok Indah Mall, dan walaupun saya agak gugup karena tidak pernah bertemu dengan beliau, tetapi sekali saya melihat beliau tersenyum semua rasa takut dan ragu langsung sirna. Waktu ngobrol sama beliau, walaupun baru kenal 10 menit rasanya seperti sudah berjumpa 10 tahun. Dan sepertinya itu bukan pengalaman saya pribadi saja, karena ketika saya berbincang-bincang dengan murid-murid beliau yang lain, semua memiliki perasaan yang sama. Katanya, kita pernah berjumpa di kehidupan yang lampau.

Saya masih ingat jelas sensasi yang saya rasakan setiap kali berjumpa dengan master. Ada suatu rasa tenang, bahagia, tetapi juga excited di saat yang sama, karena cerita-cerita beliau selalu menarik dan relevan dalam kehidupanku. Oleh karena itu, saya selalu tekun mencatat kata-kata beliau, dan sampai sekarang saya masih menyimpan catatan-catatan itu.

Tidak terasa saya sudah lima kali berjumpa dengan beliau, sebelum beliau berpulang sekitar September 2013. Saya sangat bersyukur atas jodoh saya dengan beliau, dan karena saya merasa ajaran-ajaran/kata-kata mutiara dari beliau mungkin juga relevan untuk murid-murid beliau yang lainnya, atau bahkan orang-orang yang ingin mengembangkan spiritualitasnya, maka saya akhirnya memulai blog ini, untuk sekedar share hal-hal tersebut.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan me-share sedikit mengenai latar belakang Mr Eddy. Beliau lahir di Solo, kuliah di Amerika, dan memimpin berbagai perusahaan besar sebelum pensiun dan menjadi mentor para pemimpin dunia. Di muka publik, beliau juga terkenal sebagai ahli hipnotis, paranormal, dan psikoterapis, terutama pada bidang Past Life Therapy (PLR; terapi kehidupan masa lampau).  http://balipost.realviewdigital.com/?iid=79753&startpage=page0000010#folio=1

Salam,