Thursday, January 15, 2015

Mobil

Hari ini saya baru saja ke Pasar Raya Grande punya Kafe Batik. Di tempat itulah saya terakhir kali berjumpa dengan Mr Eddy, sebelum beliau berpulang pada September 2013. Yang saya pesan pun masih sama aja, nasi goreng rempah dan teh poci. Sambil saya makan, saya minum, dan saya nikmati, saya berdoa kepada Mr Eddy, bersyukur, dan pamitan (sebab besok mau memulai semester baru di Jepang..) Rasanya masih kelihatan saja senyum manisnya beliau, masih tercium saja asap rokok beliau.. hehehe. Yah memang tidak boleh live in the past, sih.. Kalau nyetir kan ngeliatnya kedepan, bukan kebelakang.. Tapi ya namanya kangen sekali-kali boleh dong Pak.. hehehe..

Jadi saya sambil makan, sambil minum, juga sambil dengerin rekaman suara Mr Eddy. Jadi teringat kembali, saya pernah nanya, siapakah saya, siapakah Aku? Kata Mr Eddy: Saya adalah mind and body, sebuah vehicle (kendaraan) yang dipinjamkan oleh Tuhan kepada Aku. Aku adalah soul, otoritas dan kehendak Tuhan, yang diberi kuasa (dan resources) untuk mengekspresikan kehendakNya..

Pas saya naik ke mobil, menyetir, dan bermacet-macet ria, saya jadi tersadar. Oh iya, mind dan body saya itu seperti mobil ini ya. Soulnya itu adalah pengemudi kita. Memang seperti mobil, kita rasanya gatau apa-apa, cuma dibawa setir-setir saja.. Terkadang kita lihat jalanannya rusak, banyak berlubang, becek, kotor, dll.. Terkadang juga macet, atau malah nyasar.. Tetapi kita kan sebenarnya juga cuma mobil saja. Mesti siap dibawa dan diarahkan oleh sang pengemudi, yaitu Higher Self kita.. Kadang-kadang kita mogok gitu ya, terus perlu diservis, dll.. ya biasa lah.. Tetapi di hari lain kita bisa ngebut di jalan tol. Sebab terkadang macet-macet itu perlu sedikit, nyasar-nyasar itu perlu sedikit, supaya kita bisa nyampai ke tujuan dengan selamat. Hehehe.

Jadi saya berpikir.. Kenapa saya mesti takut? Orang yang nyetir tahu jalan kok. Lah soul kita kan berlipat-lipat lebih mampu dan yakin daripada casing kita. Kita enak juga, tinggal mengikuti arahan soul kita, pas di gas, ya nge gas. Pas di rem, ya di rem. Kalau dibawa ke yang sakit-sakit dikit (polisi tidur, lobang-lobang) dll yang bikin lecet, ya diketawain aja. Diterima, dan dibikin enteng. Baru berasa ya, ketika kita sadar kalau kita sedang diarahkan dan tinggal mengikuti saja, dan memberi yang terbaik, rasa tegang itu hilang. Apa saja dibecandain saja, disertai dengan senyum manis dan ketawa. Maka dunia ini akan lebih indah, hidup ini terasa lebih ringan, dan tahu-tahu sudah nyampe aja. hehehe :)

Mohon doa restunya ya, para pembaca, atas pertualanganku di negeri Jepun..

Salam rahayu,

Tuesday, January 6, 2015

Percaya Diri

Haii para pembaca.. Selamat tahun baru ya.. Mohon maaf sudah lama tidak diupdate blog ini.. Buat saya sendiri, tema tahun baru saya, tahun 2015 ini, adalah menjadi manusia, dan bagaimanakah kita tahu kalau kita sudah menjadi manusia? Ya.. Kita bisa bedain, manusia, atau humankind, itu mencintai, dan tidak judgemental. Mereka juga punya faith, dan percaya diri. Kata Mr Eddy, kalau masih suka khawatir, dan masih suka mengeluh, itu namanya belum jadi manusia, hanya menjadi orang saja, sebab jika kita mengeluh, kita sedang melecehkan kuasa Tuhan yang berada di dalam diri kita.

Saya memang bukan berlatar belakang agama Kristiani, tetapi berhubung saya belajar di sekolah Katolik selama bertahun-tahun, saya sedikit-sedikit menyerap juga cerita-cerita Kristiani. Saya ingat sekali ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa muridnya yang pertama, Petrus, akan menyangkal dirinya tiga kali sampai ayam yang akan berkokok. Sesungguhnya, jika kita mengeluh, dan tidak percaya diri, bukannya kita sedang menyangkal Tuhan? Menyangkal itu berarti men-deny, dan jika kita terus-terusan men-deny sebuah entitas yang menyelenggarakan hidup kita, bukankah semuanya akan berantakan?

Tetapi, Pak Eddy juga sering berkata: "Indah pada waktuNya.." Saya juga percaya hal yang sama, mungkin terkadang saya masih kelepasan emosian atau mengeluh, tetapi saya berusaha menyadari ketika saya melakukan hal-hal tersebut, dan menguranginya. Yah, semoga saja tahun ini indah pada waktuNya, dan kita lebih banyak bersyukur daripada mengeluh, ya!

Selamat tahun baru :)