Tuesday, September 1, 2015

Sayang Itu Bukan Cinta, Bukan Kasih

Halo lagi para pembaca yang terhormat.. Mohon maaf blog ini sudah seperti mengumpulkan sarang laba-laba.. Apakabar? Semoga semuanya fine, as always ya.. :)

Musim panas yang barusan berakhir ini, Murid Edhaka yang satu ini memang sempat galau mengenai masalah cinta. Jadinya tulisan kali ini sepertinya akan menyambung tulisan dari bulan Febuari lalu mengenai "Manusia Konsekuen". Kita langsung meluncur menuju pertanyaan utamanya saja ya, yang mestinya saya tanyakan pada Mr Eddy (sayangnya tidak sempat..)

Apakah arti dari cinta? Apakah yang dimaksud dengan mencintai?

Mungkin para pembaca bingung, kok tiba-tiba Murid Edhaka yang ini jadi galau? Bertanya apa arti cinta? Baiklah, dijelaskan. Pak Eddy memang pernah bilang ke saya untuk hati-hati: "Kasihan tidak sama dengan cinta." Sebab, kata Beliau, "Kasihan adalah naif dan napsu. Kalau kamu kasihan, pasti ada maunya, kan? Kalau kamu cinta itu tanpa syarat."

Beliaupun melanjutkan.. "Kalau kamu kasihan itu kayak orang tua yang terlalu sayang sama anaknya. Jadi, kalau kamu teralu sayang, nanti anaknya jatuh. Kayak teralu dimanjain begitu, overkasihan, eh malah jadi ngelunjak. Jadi gini, kamu kan niatannya berbuat baik, tapi kalau kamu terlalu baik sama dia, terus dia jadi ga bisa jalan atau lumpuh gara2 kamu tolongin terus, kan jadi ga bagus?"

Setelah saya diputuskan oleh sang pacar, (dan tahu, apapun yang terjadi nantinya sekarang harus saya lepaskan dulu) saya melihat kembali hubungan saya dengannya. Di saat itu saya menjadi ngeh, bahwa bukan saja dengannya, tetapi dengan kekasih-kekasih sebelumnya, hubungan tersebut memang dimulai dengan rasa kasihan atau simpati, dan tentu saja melibatkan nafsu. Walaupun saya harus paham bahwa yang namanya manusia lahiriah, memiliki jasad dan jasmani, tentu saja tidak akan terlepas dari emosi dan nafsu, bukan berarti kita tidak belajar untuk memahami dan "berdamai" dengan emosi dan nafsu kita.

Ketika saya akhirnya tahu bahwa mantan saya sudah mencintai (dan dicintai) oleh lelaki lain, awalnya saya sangat cemburu dan marah. Sama juga seperti hal-hal kecil yang meretakkan hubungan saya dengannya: Saya memiliki ekspektasi kepadanya, saya berharap kalau ia bersyukur atas hal-hal yang saya telah perbuat untuknya, untuk hal-hal yang telah saya korbankan deminya. Kata Pak Eddy, "You are sacrificing the value of sacrifice when you bring up your sacrifice".

Dan sungguh betul kata-kata Beliau tersebut. Kalau saya sungguh-sungguh mencintainya, maka saya akan melepasnya. Saya tidak akan berharap apapun darinya, saya akan ikhlas. Bahkan tidak apa bila dirinya tidak mencintai saya kembali. Tidak apa bila dirinya menemukan kekasih yang lebih baik daripada saya. Sebab, bila saya mencintainya, kebahagiaannya adalah kebahagiaan saya. Kalau ia memang hak hamba, di masa depan pasti masih ada jalan kembali. Kalau bukan, tetapi pada akhirnya kita sama-sama berbahagia di jalan yang berbeda, maka tidak apa-apa, bukan?


Para pembaca yang kucintai dan kuhormati, tulisan kali ini memang lebih untuk Murid Edhaka yang ini, yang tengah menyembuhkan hatinya yang terluka. Semoga dengan setiap tetesan air mata dan darah Murid Edhaka yang satu ini menjadi lebih dewasa, dan lebih paham arti dari cinta.

Jadi, apakah arti cinta itu? Mungkin sudah dibahas di blogpost berjudul wanita, ya.. Tetapi setelah melalui ini hamba menjadi lebih paham mengenai tulisan tersebut. Inilah jenaka daripada sandiwara dunia, bahwa sesungguhnya semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita ada di depan mata kita, tetapi kita masih belum paham sehingga jawaban tersebut luput dari diri kita. 

Baiklah, kata Mr Eddy, cinta adalah semangat yang tidak bisa dipatahkan. Sekarang, saya akan niatkan untuk bersemangat dalam kehidupan, dalam mengenapkan diri saya sendiri. Sehingga suatu hari nanti, saya akan menemukan seseorang yang saya layak untuk share kelengkapan saya ini. Sebab, salah satu hal yang paling penting setelah kita lepas dari rahim ibu kita dan sebelum kita masuk kembali ke lubang kuburan kita adalah mencari seorang jiwa untuk kita bagikan kegenapan kita ini. Untuk kita berjalan bersama, saling paham, saling mendukung, sampai terwujud potensi kita yang tidak terhingga yang diberikan oleh sang Tuhan yang bersemanyam di dalam jasmani kita.


Ah dan, terimakasih kepada pembaca yang setia. Murid Edhaka ini bersyukur untuk menemukan sahabat di dalam diri kalian.

Salam Rahayu,

2 comments:

  1. Di kumpulan tulisan yg Tomo buat jg ada. yg dikasi ke yuu itu. Hehe 😉

    Mereka akan datang di waktu yg tepat kawan. 😀

    ReplyDelete