Sunday, November 13, 2016

Dihakimi (Judgement)

Wahai para pembaca yang kuhormati dan kucintai,

Apakabar? Hari ini, Murid Edhaka ini ingin membahas mengenai advice dari Pak Eddy kalau kita merasa kita sedang dihakimi, sedang dihujat. Dan ini sungguhlah merupakan sebuah bagian dari hidup terserah, hidup apa adanya, sebab intisari dari pesan Mr. Eddy adalah: tidak apa-apa, terserah, apa adanya saja.

"Mereka kan tidak tahu siapa kamu itu, Mas. Boro-boro tahu kamu, diri sendiri mereka saja tidak tahu. Ketika ditanya, siapa diri kamu, jawabnya malah: Ini diri saya, KTP saya, nama saya, dll. Lah tapi kan dia tidak tahu, potensi dia, kelemahan dia, kesempurnaan dia, dan sebagainya. Aduh, alangkah indahnya andai dia tahu. Andai semua tahu dirinya masing-masing, maka semuanya akan sadar kalau betapa sempurna dan betapa indahnya dunia ini."

"Jadinya mas, santai aja kalau dibilang ini, dibilang itu. Misalnya dibilang: "kamu goblok!" harus bisa jawab dengan santai: "terimakasih!" thank you.. Sambil senyum senyum santai santai aja. Jangan dibawa terlalu serius. Inget semua itu bumerang, nanti bum balik ke dia sendiri karmanya. Omongan kamu harus selalu halus, harus selalu santai, dan tenang. Ya kan?"

Hahahaha. Kalau boleh jujur, salah satu kelemahan dari diri Murid Edhaka ini adalah sensitif, gampang tersinggung, dan selalu ingin diakui, diterima, dan disayangi oleh orang lain (lah, emangnya gue kagak pernah nolak orang lain? Kok egois sih? hihihi). Tadi pagi, sambil hamba renungkan, hamba sadar kalau hamba merasa terluka atas kata-kata atau perbuatan atau tindakan orang lain, maka hamba sesungguhnya sedang memberikan kekuasaan hamba kepada dirinya. Ada perpindahan power dari diri hamba ke dirinya. Dia jadi powerful dan hamba jadi powerless. Nah loh, siapakah dirimu, kawan? Apakah dikau menggaji hamba? Apakah engkau memberikan kehidupan kepada diri hamba?

Untuk apa hamba empower dirimu, sahabat? Maka hamba berkomitmen kepada sang Maha Kuasa, sang penyelenggara hidup hamba, dari dalam dan dari luar, dari awal hingga akhir waktu, untuk hanya memberikan kuasa, power, dan kekuatan kepadaMu, ya Higher Self. Izinkanlah hamba untuk mengenalmu lebih dalam. Izinkanlah hamba untuk paham, untuk meraih, untuk maju. Hamba sadar bahwa Engkau hanyalah satu-satunya yang akan menerima hamba apa-adanya. Karena hamba mempercayaimu, mencintaimu, maka hamba akan terus layak untuk menerima semuanya yang terbaik dariMu, wahai sang Semesta. Lanjut.. :)

Salam Rahayu,
Murid Edhaka

No comments:

Post a Comment