Saturday, October 1, 2016

Terima Jadi (Terima Beres)

Hai para pembaca yang kuhormati dan kucintai..

Wah, tidak terasa sudah akhir bulan aja ya. Waktu kok larinya kayak mau kabur dari maling gitu sih? Hahahaha..

Semalam saya mimpi berjumpa dengan Alm. Mr Eddy, lagi, eh nampak ternyata dari Facebook juga mengingatkan kalau empat tahun lalu adalah kedua kali saya bertemu dengan Mr. Eddy. Waktu itu saya sudah sekolah di Singapura, jadinya jarang-jarang bisa bertemu Mr. Eddy, paling sering setiap semester sekali..

Nah, dalam rangka merayakan atau memperingati kejadian ini, makanya saya ingin share satu paragraph dari kata-kata mutiara Pak Eddy:

"Kita jadi manusia, ya enteng-entengan saja.. Terserah. Tidak usah bilang ga butuh. Ga usah bilang perlu/ga perlu. Sebab itu namanya judgement. Menghakimi. Yang ngatur siapa? Semuanya Beliau yang mengatur. Saya (casing, cangkang) tahunya hanya terima beres. Tetapi, supaya pantes bagi orang biasa (lah bukan jadi dewa koq.. heheh) ya pura-puranya aja mikir, sekolah, kerja.. Menjalankan ritual setiap hari. Tetapi, kalau kamu terlalu serius, jadinya cepat capai. Jadinya emosi, ehh malah semuanya berantakan. Kalau enteng-entengan sekaligus santai, malah enak. Ehh, malah happy. Haha. Sersan donk, serius tapi santai. Jangan komando mulu hahaha. Waktu ngerasain enak, boleh serius. Biasa aja bisa beres kerjaan. Kenapa cepet beres malahan? Karena enteng mikirnya. Santai tapi serius. Sersan hahaha lulus terbaik!"

Kembali lagi ke tema yang satu ini, khususnya untuk hamba yang hobinya main komando dan stress mulu. Kemana-mana dibawa hatinya rasanya jadi berat. Kalau berat, biangnya stress, kalau stress, maka biangnya penyakit. Amit-amit.. Hamba niatkan supaya kemana-mana bisa menjadi seorang sersan, serius tapi santai, tidak judging tidak kuatir tetapi terima jadi dan menikmati..

Kemarin ini juga salah satu tema yang dibahas oleh Mbak Mary, saat lagi ngobrol santai-santai di PIM2. Mbak Mary bilang kalau hidup manusia itu seperti sebuah gelombang - ada naik turunnya. Yang penting dijaga biar gelombangnya itu nggak lebai. Karena kekuatiran dan stress itu membunuh kita.

Ternyata ini toh, maksud Mbak. Menjaga gelombangnya itu dengan santai saja. Kenapa bisa santai? Sebab seperti kata Pak Eddy, dunia ini adalah panggung sandiwara. Sebenarnya semuanya sudah dilalui oleh HS kita, oleh soul kita. Kita tinggal terima beres saja. Santai karena kita ingat, kita sadar, kalau semuanya itu hanya pura-pura. Pura-pura sibuk, pura-pura belajar, pura-pura kerja. Yahh.. Dinikmati, dan diniatkan saja. Supaya nggak emosi, supaya cepat beres.

Inilah hal yang agak menarik menurut saya, ketika kita terburu-buru, malah lebih lama sampainya. Ketika kita santai dan enteng, eh, malah jadi cepat beres, dan hasilnya lebih Joss bahkan. Kenapa ya?

Mari, sama sama direnungkan :)

Salam Rahayu,
Murid Edhaka

No comments:

Post a Comment