Saturday, October 4, 2014

Ala Apa Adanya (AAA)

Salah satu hal yang saya pelajari dari Mr Eddy adalah konsep "apa adanya", dan tampaknya ini merupakan bagian sentral dari ajaran/konsep Beliau.

"Ingat, dunia tertinggi adalah terserah, dan apa adanya. Seperti ini apa adanya. Sebab disitu apa-apa bisa dan apa-apa dapat."

Ini adalah salah satu dari kalimat Mr Eddy yang nampaknya penuh dengan makna yang dalam. Kalau menurut saya, terserah dan apa adanya berkaitan langsung dengan konsep terima jadi apa adanya, dalam konteks ini berarti apapun yang telah dijamin dan diselenggarakan oleh sang soul kita. Bukan saja menerimanya, kita juga mesti bersyukur, dan disela-sela bernafas santai, kita berusaha untuk menikmatinya semaksimal mungkin.

Saya jadi teringat waktu saya mengikuti KKAS pertama kalinya, ada seorang murid (Mbak Hesti) yang bertanya kepada mr Eddy di sesi tanya-jawab. Salah satu jawaban yang Mr Eddy berikan adalah: "Mbak Hesti, mesti belajar menerima.. Kalau dimarahi walaupun kita tidak salah (tetap benar) terima ga? Kalau ngga nerima, itu belom seratus persen, baru separo.."

Beliau melanjutkan sebagai berikut: "Sebelum kita punya keinginan, soul itu sudah menyiapkan apa yang kita mau. Begitu dirasa sudah siap, baru di inisiasi keinginan kita. Karena kita belum tahu, ya kita tahunya terima jadi aja. Terima aja! Orang itu semua impermanence kok. Sementara, dan akan berlalu. Jangan nge judge “begini terus”, inget impermanence!"

Dari kata-kata beliau, kita sadar bahwa bagian dari menerima adalah tidak men-judge situasi apapun atau siapapun. Dan, kata-kata Beliau ini diafirmasi oleh berbagai tokoh spiritual yang terkemuka dari dari sepanjang waktu: Sesungguhnya, situasi yang kita hadapi semuanya bersifat netral. Tidak ada yang absolut bagus atau absolut jelek. Pertanyaannya adalah apakah kita mampu menerima apa yang telah diselenggarakan untuk kita, dan bagaimanakah kita menginterpretasikan situasi-situasi tersebut. Apakah kita akan menjadi reaktif, dan merespon sebagaimana lingkungan, kultur, dan keluarga mengkondisikan kita, atau apakah kita mampu menjadi proaktif dan belajar untuk menikmati semuanya semaksimal mungkin dan menjadikannya pelajaran-pelajaran untuk perkembangan karakter Soul kita?

Lao Tzu, filsuf ternama dari Tiongkok pernah berkata: "Ingatlah untuk merasa puas untuk apapun yang kamu punyai; bersyukurlah untuk segala keadaan yang kamu hadapi. Ketika kamu sadar bahwa kamu tidak kekurangan apapun, seluruh dunia adalah milikmu."

Bukankah ini sangat mirip dengan kata-kata Mr Eddy bahwa ketika kita menerima semuanya apa adanya, maka apa-apa bisa dan apa-apa dapat? Sebab jika kita menerima, maka kita tidak men-deny. Kita tidak menolak kenyataan, maka kita mampu merubahnya. Tetapi penerimaan harus terjadi sebelum perubahan. Makanya orang denial tidak pernah maju-maju. (Diskusi mengenai konsep denial akan dilakukan di post-post mendatang.)

Bagaimana pendapat kawan-kawan pembaca? Silahkan berbagi tentang interpretasi Anda masing-masing mengenai konsep ini. Terimakasih!

-Salam Rahayu,

9 comments:

  1. Ternyata ini maksudnya. Kebuka lagi de file yang kesimpen di bawah sadar hehe. Terima Apa Adanya sebagai bagian dari dirimu. Karena semua yang ada didepan mu adalah semua yang disajikan oleh pendamping-pendamping kita. Kita hanya duduk diam, dan terima jadi. Tapi yang melakukan siapa? Ya mereka adalah pendamping setia kita, Sang Penuntun kita, ya ga lain, Diri kita sendiri, yang Tertinggi. Tapi apa kita sadar? Hanya kita yang tahu. Iya kan? hehe. Kadang kalau lupa ya jadi ga sadar. Memang perlu belajar MENGINGAT kembali. Buka buka lagi file2 lama yang kesimpen berBAB-BAB yang tebel itu. hehehe...

    dan mau berbagi juga ni, Beliau pernah mengatakan juga.
    Ada 5 tahap mencapai Apa Adanya :

    1. dia tidak tahu kalau dia tidak tahu
    2. dia baru tahu kalau dia tidak tahu
    3. dia baru tahu
    4. dia tahu segalanya
    5. apa adanya

    Nah yang manakah kalian? hehehe..

    Nb. Tomo, Mohon tuntunannya juga ya.. dg share2 yg spti baru bisa kebuka nii.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. #perlu pembenahan kalau ada yang kurang pas, agak blur juga kawan.

      Delete
    2. Wahhh terima kasih sekali untuk sharingnya.. hehehe. saya antara di nomor satu atau nomor empat.. hehehe. tetapi untuk menjadi apa adanya kita harus tahu segala-galanya ya. benar, sebab di sana apa apa ada dan apa apa bisa..

      Yuu, apakah Yuu terbuka terhadap kemungkinan untuk menjadi penulis di blog ini juga? Kalau Yuu bersedia, Tomo bisa angkat Yuu menjadi penulis, dan kita bisa saling sumbang artikel. :) Gimana Yuu?

      -T

      Delete
    3. #maaf sharingnya, malah disni. ga di email. hhe.

      hehe.. hanya Anda yg tahu kawanku, T. #ga.ekspos.nama
      Yuu kemarin dikasi tahu, dimana tahap Yuu olah Master. Tapi itu "dulu banget" ... long long time ago... lintas abad...
      kalau mikir yang sekarang ya muka muka lupa gitu.. jadi ga yakin gtu..hehehe..
      tapi gara2 liat tulisan yg ini, "benar, sebab di sana apa apa ada dan apa apa bisa.." jadi ketawa.. dri dlam hati, malah girang kepalang, ga tau kenapa.. hehe... Tapi bener bgt itu kawan. :Db

      Waaaa... mungkin ada kemungkinan itu kawan. Tapi, pertama, kenapa yuu suka baca tulisan Murid Edhaka di blog sblumnya, adalah tulisannya bagus. kesini malah tambah bagus. ga ada yg serapi dan sesopan Anda kawan dlam menyusun kata2 ini. ga meninggikan atau merendahkan. UNIVERSAL bgt. yuu aja tergugah. hahha..
      tulisannya yuu isinya kaya mengisyaratkan -keegoisan-, terllu tinggi bgt, bhsanya jg kdng ga tepat. jadi takut gitu. >.<a

      Yuu masih perlu byk blajar drimu kawan.. ehhee..

      Delete
    4. Wahh mendengar pujian Yuu saya langsung melayang tinggi nih hahaha. Terimakasih :). Terkadang saya agak menyesal juga, Bahasa Indonesia saya tidak seindah Mr Eddy. (Karena jarang dilatih untuk menulis) Tetapi terimakasih untuk masukannya, dan saya percaya sharing Yuu juga akan keluarnya bagus kok. Tentu saja, semuanya akan "indah pada waktunya" (ngutip Mr Eddy), jadinya kalau nanti saja sudah berkenan.. Saya tunggu. hehehe :)

      Tetapi, terimakasih sebelumnya ya, Yuu!
      -T

      Delete
    5. Hehhe.. tapi itu memang benar kawan. Halus banget. Penuh kesetaraan dan selalu ''kena'' banget. Jadi uda kayak motivator hehe. Padahal masih muda. hehe..

      "don't under-estimated dirilah kawan" :D
      mungkin kita ga bisa sejajar dgn Master, tapi yg Yuu tahu,
      1. Kita bisa kurang dari Master
      2. atau kita bisa lebih daripada Master.
      Master kan Unik banget soulnya..
      kitapun juga... selalu 1 peran untuk ribuan kelahiran.. hehehe...

      iya yaa.. "indah pada waktunya" hehe..

      ada nih kata yg lain, "uda didesign dari sananya" (ngutip Master jg).. pasti ada maknanya tu.. apalagi ketemu dirimu, kawan.. :D

      tolong ditunggu yaa kawan.. berharap bgt juga tuk bisa bantu Murid Edhaka yg ini, disni.. hehehe... :) secepatnya akan dihubungi..

      Terima kasih juga kawan, T. :)

      Delete
    6. Ahhhh Terimakasihh banyak Yuu!!

      Hahaha. Itu kata2 "udah didesign dari sananya" nancep banget rasanya. hahahhaa. jlebb. Yuu juga masih muda udah rajin eksplor spiritualitas kayak gini kan hebat :)

      Siipp sipp, saya tunggu ya :) makacihh

      -T

      Delete
    7. Yuu yg Terimaksih banyak juga :D

      Bner, nancep bgt, simple tapi dalem bgt artinya.
      Tomo malah lebih muda uda bisa share hal2 yg spiritualitas jg. Yuu kebanyakan eksplor tuk diri sendiri, kalau versi Tomo ga diri sendir aja tapi bisa dipakai untuk khalayak umum, ada tuntunannya gitu.

      Maaf akan menunggu lama, krna Yuu ada konslet sedikit nii. Konektivitas yuu lgi kurang bgus, jadi blm bisa ngeshare apa2, :(
      Maaf ya kawan.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete