Sunday, October 12, 2014

Kolam Iman dan Langit-langit Kepercayaan

Saya barusan menonton video inspiratif dari Vishesh Lakshmi, pendiri Mindvalley.com, sebuah perusahaan yang memiliki misi untuk meninggikan spiritualitas umat manusia melalui pelatihan-pelatihan dan seminar spiritualitas. Vishesh menceritakan model-model kepercayaan dia, dan salah satu dari empat model tersebut adalah kolam iman (faith reservoir) dan langit-langit kepercayaan (belief ceilings).

Inti dari kolam iman adalah suatu konsep, atau kesadaran, dimana faith atau iman kita merupakan sebuah otot yang dapat dilatih. Jika Anda ingin menang tinju melawan Mike Tyson, maka Anda harus melatih otot-otot Anda dan berlatih bertinju, bukan? Logika yang sama juga berlaku; kalau Anda ingin mewujudkan impian terbesar Anda, maka Anda harus perlahan-lahan melatih faith Anda supaya makin lama Anda makin percaya, dan lama-kelamaan Anda mampu mewujudkan impian-impian terbesar Anda.

Ini mengingatkan saya kepada ajaran Mr Eddy yang saya intip dari archive KKAS yang lampau. Menurut beliau, untuk mewujudkan sesuatu, kita harus tahu kenapa kita mau mewujudkan impian tersebut (aspek why dari impian tersebut) ketimbang memusingkan bagaimana dan kapan kita bisa mewujudkan impian tersebut (aspek how and when dari impian tersebut). Begitu kita sudah tahu apa yang mau kita capai, kita cari tahu dan tanya dalam-dalam mengapa kita mau mencapai impian tersebut. Sudah begitu, visualisasikanlah dan lakukanlah afirmasi bahwa impian itu sudah tercapai, dan ucapkanlah terima kasih dan tingkatkan rasa haru dan bersyukur. Mulai dari memanifestasikan hal-hal kecil, ingatlah baik-baik, dan saat rasa percaya diri dan kolam iman bertambah dalam maka wujudkanlah hal-hal yang lebih besar.

Tetapi, ketika kita berusaha sebisa mungkin, sekuat tenaga dalam percaya dan mewujudkan visi kita, kita suatu saat akan tersangkut di "belief ceilings" atau langit-langit kepercayaan kita. Apa itu belief ceilings? Menurut Vishesh, belief ceilings merupakan kumpulan dari kepercayaan-kepercayaan irasional kita, yang tertanam di dalam pikiran bawah sadar kita, dari omongan-omongan orang-orang di sekitar kita, baik ketika kita kecil atau ketika sudah besar. Kepercayaan-kepercayaan irasional inilah yang menahan kita untuk mewujudkan impian terbesar kita. Misalnya, ada beberapa wanita yang percaya bahwa karena mereka hanyalah seorang wanita, mereka tidak bisa menjadi seorang pebisnis sukses. Atau karena mereka berasal dari negara yang miskin, atau berlatar belakang etnis tertentu, makanya tidak bisa melakukan ini dan itu.

Hancurkanlah langit-langit itu. Hancurkanlah dengan sekuat tenagamu. Hancurkanlah dengan segenap jiwa dan ragamu. Sebab, kita merupakan utusan Tuhan, Tuhan hidup di dalam diri kita. Apakah yang tidak mungkin kalau Tuhan merupakan kita, dan kita merupakan Tuhan?

Kata Vishesh, cara terbaik menghancurkan langit-langit tersebut adalah dengan membaca banyak biografi dan kisah-kisah inspiratif tentang orang sukses. Orang-orang tersebut telah melampaui segala hambatan dan rintangan, dan telah menghancurkan langit-langit tersebut, seperti Steve Jobs, Sam Walton, dan sebagainya. Ketika kita menyadari bahwa mereka bisa, kita juga sadar, dan perlahan-lahan juga percaya, bahwa kita JUGA bisa. Tidak ada lagi alasan kenapa kita tidak bisa.

Saat Vishesh menghantam saya dengan pencerahan ini, saya sadar dan teringat kembali salah satu hal paling penting yang saya pelajari dalam pertemuan saya dengan Mr Eddy: Mr Eddy merupakan model saya, merupakan inspirasi saya, Beliau mengajari saya puncak dari puncak kesuksesan dan bagaimana cara hidup berkualitas. Mr Eddy mendirikan lapangan terbang sebelum beliau mulai kuliah. Beliau lulus S1 hanya dalam 1 1/2 tahun, S2 dalam 9 bulan, dan S3 (Doktor Filosofi) dalam 3 bulan dari Boston University. Beliau memimpin ratusan perusahaan di dunia (saat beliau berada di Amerika Serikat) dan suksesnya perusaahan-perusahaan tersebut dapat diukur dari triliunan dolar yang dihasilkan. Beliau kemudian menjadi mentor berbagai klub-klub spiritual, dan tentu saja para pemimpin dan penguasa dunia. Sambil menikmati hidupnya di Indonesia, Beliau juga bertemu dengan kita (para muridnya yang tengah menghadapi kesulitan dan perlu bimbingan), dan Beliau menghibur kita. Mr Eddy pun punya sense of fashion yang amat tinggi, dengan selalu bergaya keren dan memakai parfum seperti Jo Malone, gaya hidup dan pilihan Beliau, yang amat dinikmatinya, pun menjadi inspirasi dan standard saya.

Mengenal Mr Eddy, mendengar kisah-kisahnya, dan melihatnya dalam hidup saya secara langsung merupakan suatu anugerah yang sangat besar tersendiri, sebab Beliau telah menunjukkan apa yang dapat saya raih dari hidup saya. Beliau telah menghancurkan langit-langit saya. Makasih paak.. :) Untuk informasi lebih lanjut mengenai Mr Eddy bisa dilihat di Tentang Edhaka.

-Salam rahayu,

8 comments:

  1. Mr. Eddy juga mentor utama saya yg ngebantu sy ngancurin Wall yg gede bgt. Jadi sya bisa berlajar byk ttg hal2 di luar Wall itu. Baik buruk kenetralan. 1 sisi pun jadi banyak sisi. Segala arahlah. Master sedang memberikan pelajaran di setiap pertemuan yang dilakukan Beliau. Gayanya simple bgt. Tapi tetep Cool dgn wawasan beliau. Keren de. Untung Yuu utang tisu sama Beliau. hehehehehehe :D

    juga, bedakan Faith dengan Belief kata Beliau. dan ternyata, maksudnya ada disni lagi. Arigatou Tomo :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahha Yuu makasih komennya! Senang sekali ada pembaca yang setia hehe :D utang Tisu gimana tuh Yuu? wah kangen banget sama beliau..

      haha iya kadang2 kita perlu faith untuk menghancurkan belief dan membangun belief yang baru.. :)

      Delete
    2. Hehe.. seneng aja liat tulisan Murid Edhaka yg satu ini.. :D
      Itu tu, waktu ketemu Beliau pas PLT, nangis2 ga jlas gtu hehe. Dikasi tisu deh sama Master. Kalu diinget2 malah pngen ketawa. rsanya mmalukan bgt hehe. Tapi sneng bsa dpt. haha. #malah.curhat

      Format ulang! hehe XD

      Delete
    3. Dikasih "tisu" yang macem apa tuh? hehehe. kalau boleh sharing. ;)

      Delete
    4. tisu biasa aja. pake ngelap ingus ma airmata kawan XD
      ga ada yg khusus, tpi ngenang bgt da momentnya. :)

      ohiya, kawan. Apa kenal dengan istri Beliau? kemarin pas terapi Istri beliau selalu nemenin hehe..

      Delete
    5. ahh.. hehehe :) tapi dengan niat tulus luar biasa menjadi tisu penyembuh yaa...

      Wah, saya nggak memiliki rejeki untuk kenal istrinya beliau tuh.. Orangnya gimana? wise wise juga seperti beliau?

      Hehe

      -T

      Delete
    6. Bener :)

      Yuu ini juga nanya Tomo kali hehehe :D

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete